Kamis, 12 November 2009

TETAP ANAK-ANAK


puisi ini untuk menjawab keresahan hati sahabatku

Tahukah kau disana apa yang berubah?
Rumah kita semakin tua kawan..
Rumah kita semakin reot

Tapi.. Tahukan kau apa yang berubah?
Tidak ada.. Tidak ada yang berubah
Penghuninya tetap sama
Malah bertambah banyak..

Mengapa tidak berubah?
Karena kita tetap anak-anak
Anak-anak yang selalu protes
Anak-anak yang selalu merengek

Mengapa kita tetap anak-anak?
Karena kita bermain diatap yang sama
Bermain diatap indahnya dunia
Bermain dihangatnya api kebersamaan

Jadi yakinlah kawan.. Ibu itu adalah ibu kita
Entah dia memiliki kita atau tidak.. aku tak peduli
Karena ada kamu kawan..
Dan ingat.. kita tetap anak-anak bukan??

Apa kau menyangsikan?
Menyangsikan raut wajah sahabatmu minggu lalu
Wajah lelah penuh perjuangan
Wajah hangat siap menyambut anak-anak baru
Wajah penuh harapan akan rumahnya yang kian reot..

Aku disana kawan..
Melihat mukamu juga..
Dan apa yang aku lihat???
Kamu juga masih anak-anak...

Jadi.. Kita tetap anak-anak

Pusgiwa, 12 November 2009

2 komentar:

  1. whahahaha.. tanggapan langsung dari pak ketu.
    thanks, semoga usaha merenovasi rumah reot ini tidak salah langkah.

    BalasHapus